Minggu, 18 Desember 2011

**Kegigihan Anda Menuju Kesuksesan



Kegigihan Anda Menuju Kesuksesan


Hari itu seperti biasa, sebelum ayahnya berangkat kekantor, Eqi (4 tahun) selalu minta “putal-putal” berkeliling diseputaran komplek perumahan. Sang ayah pun senantiasa menjalani ritual pagi itu dengan senang hati. Namun kali ini kebiasaan itu ditambah dengan mempermainkan charger telpon genggam ayahnya yang kebetulan berada disana. Ketika mobil telah melalui dua putaran, Eqi tak keberatan turun. Namun charger tersebut masih dibawanya untuk mainan.


Sang ayah yang saat itu sangat membutuhkan charger, meminta Eqi untuk memberikan kepadanya. Namun Eqi tidak mau memberikan. Dibujuklah ia, namun tetap tidak mau menyerahkan benda itu. Ketika diberi peringatan, Eqi pun tidak bergeming.


Dengan berat hati sang ayah mengambil paksa dari tangan Eqi. “Maaf Eqi, bapak sangat butuh charger ini.”


Apa yang terjadi kemudian? Eqi berontak, menagis, berlari dan berusaha merebut kembali benda itu sekuat tenaga. Sang ayah pun sebenarnya tidak tega, namun karena kebutuhan, ia bergegas memasuki mobil dan meninggalkannya.


Suara tangisan Eqi pun semakin keras meronta sejadi-jadinya ketika mobil semakin jauh.


Tak lama kemudian dering HP berbunyi. Ketika diangkat, terdengar suara tangisan keras diujung telpon. Sang ayah berusaha berkomunikasi untuk memberi pengertian, namun tangisan Eqi justru semakin keras. Akhirnya sang ayah memutuskan untuk menutup telpon itu.


Beberapa detik kemudian HP berbunyi untuk kedua kalinya, suara yang terdengar pun masih sama. Sang ayah mencoba kembali memberi pengertian, tetapi hasilnya tetap sama.


Untuk yang ketiga kalinya, hati sang ayah mulai luluh di buatnya. Tak tega dan merasa bersalah atas diri Eqi, lantas sang ayah memutuskan kembali menemui Eqi dan memberikan charger itu kepadanya.


Kejadian diatas bukanlah hal yang aneh. Anak-anak berontak memaksakan keinginan adalah hal yang wajar. Sifat tersebut adalah sifat dasar seorang anak, berjuang sekuat tenaga untuk memiliki apa yang akan membuat mereka senang.


Anak-anak dilahirkan suci dengan sifat-sifat positif yang menyertainya. Ia memiliki potensi kreatif dengan segudang imajinasi dan kegigihan dalam meraih tujuan.


Lihatlah, ketika anak ingin berjalan, jatuhpun takkan membuat mereka kapok. Terus dan terus mencoba walau kepala babak-belur terbentur lantai ataupun benda keras lainnya. Mereka tak takut gagal dan tidak mengerti tentang kegagalan, hingga akhirnya mereka benar-benar bisa menapak, berdiri diatas kakinya sendiri.


Sementara itu, hal tersebut berbalik ketika dewasa. Banyak yang menjadi sosok penakut untuk mencoba, mudah menyerah, cepat putus asa, dan begitu takut akan kegagalan. Padahal setiap sesuatu usaha pasti ada kegagalan. Itu pasti!! Eqi dan kebanyakan anak lain, tidak kenal menyerah, tidak kenal putus asa, tidak mengenal kegagalan, yang ada hanya usaha dan terus berusaha. Kegigihan dalam berjuang itulah yang membuat mereka berhasil dan berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar